JAKARTA, Cobisnis.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan Yayasan BSI Maslahat terus mengembangkan potensi ekonomi lokal melalui Program Desa Bangun Sejahtera Indonesia (Desa BSI). Kali ini, perseroan meresmikan dua desa berbasis ekonomi perikanan di Sulawesi Selatan sebagai Desa BSI yang berlokasi di Desa Barrang Caddi dan Mattaro Adae. Kedua desa tersebut berfokus pada klaster perikanan laut.
Desa ini menjadi desa BSI ke-20 yang dibangun Perseroan sejak tahun 2021 dengan tujuan pengembangan socioekonomi masyarakat tidak mampu dari optimalisasi dana zakat serta pengembangan ESG (Environment, Social, Governance). Desa BSI dibangun berdasarkan potensi sumber daya alam daerah yakni kluster pertanian, peternakan, perikanan, Perkebunan, dan wisata.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan "Desa BSI menjadi komitmen perseroan untuk menjadikan masyarakat yang berdaya secara ekonomi, sosial dan spiritual dari potensi sumberdaya alam di desa tersebut. Harapannya, Desa BSI ini akan menjadi pusat pengembangan ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya”.
Lebih lanjut Anton menjelaskan bahwa Program Desa BSI merupakan bentuk dukungan BSI terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan Asta Cita Pemerintah Indonesia, dengan misi utama yang disasar yaitu pemerataan ekonomi dengan membangun masyarakat desa untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengatakan “Program peningkatan ekonomi masyarakat melalui Desa BSI di Sulawesi Selatan ini merupakan ekosistem yang baik karena tidak hanya memberikan bantuan, melainkan BSI terus mengawal hingga off takernya sampai ke hilir. Didukung dengan pengelompokan kluster desa sesuai dengan potensi sumber daya alam di desa tersebut dan memiliki visi meningkatkan kemandirian ekonomi bagi masyarakat”. *Profil Desa Bangun Sejahtera Indonesia (BSI) di Desa Mattaro Adae dan Barrang Caddi*
Desa Mattaro Adae dan Barrang Caddi berada di kepulauan sekitar Selat Makassar dengan sumber daya perikanan yang melimpah, salah satunya landak laut. Karena lokasinya, penghasilan utama masyarakat Desa Mattaro Adae dan Barrang Caddi sebagian besar dari kegiatan sebagai nelayan.
Komoditas yang diberdayakan adalah bulu babi atau landak laut, yang selama ini dianggap sebagai hama oleh para nelayan namun ternyata memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan para nelayan dan peneliti dari Jepang diketahui bahwa komoditi landak laut sangat melimpah di Selat Makassar. Hasil olahan landak laut berupa gonad atau telur bulu babi menjadi salah satu produk yang diminati oleh konsumen di Jepang.
Produk ini selanjutnya akan dikembangkan oleh komunitas nelayan menjadi olahan landak laut berupa gonad atau telur bulu babi yang akan diekspor ke Jepang. Hasil ekspor tersebut merupakan sumber ekonomi baru bagi masyarakat desa yang nantinya akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah di Makassar.
Pengembangan produk dilakukan oleh ibu-ibu Kelompok Nelayan Mandiri Berkah Bersama yang terdiri sekitar 100 Kepala Keluarga (KK). Mereka bekerjasama mulai dari produksi, kelembagaan, dan pemasaran produk dilakukan dengan cara tetap menjaga kelestarian lingkungan.
BSI memfasilitasi pengembangan sarana dan prasarana Desa Barrang Caddi dan Mattaro Adae melalui rumah produksi (miniplant), alat tangkap serta perahu untuk nelayan. Rumah produksi juga dilengkapi panel surya sebagai sumber energi yang dapat digunakan untuk kegiatan produksi Desa BSI yang ramah lingkungan. Melalui upaya ini kelompok usaha diharapkan dapat memproduksi gonad 200-500 kg/hari untuk memenuhi kebutuhan ekspor 30 ton/bulan.
Skema pengembangan produk dilakukan dengan kelembagaan Kelompok Nelayan Mandiri Berkah Bersama mulai dari aktifitas hulu sampai hilir hingga pemasaran. Dimana saat ini Kelompok Nelayan Mandiri Berkah Bersama telah menjalin kerja dengan offtaker produk olahan landak laut untuk di ekspor ke Jepang.
Peresmian dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Pimpinan Bidang Pengumpulan Baznas RI Rizaludin Kurniawan, Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna,Direktur Eksekutif BSI Maslahat Sukoriyanto Saputro, RCEO BSI RO X Makassar Sukma Dwie Priardi, SVP Environment Social Governance BSI Rima Dwi Permatasari, Perwakilan OJK & BI Sulsel serta Forkopimda.
Desa ini menjadi desa BSI ke-20 yang dibangun Perseroan sejak tahun 2021 dengan tujuan pengembangan socioekonomi masyarakat tidak mampu dari optimalisasi dana zakat serta pengembangan ESG (Environment, Social, Governance). Desa BSI dibangun berdasarkan potensi sumber daya alam daerah yakni kluster pertanian, peternakan, perikanan, Perkebunan, dan wisata.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan "Desa BSI menjadi komitmen perseroan untuk menjadikan masyarakat yang berdaya secara ekonomi, sosial dan spiritual dari potensi sumberdaya alam di desa tersebut. Harapannya, Desa BSI ini akan menjadi pusat pengembangan ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya”.
Lebih lanjut Anton menjelaskan bahwa Program Desa BSI merupakan bentuk dukungan BSI terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan Asta Cita Pemerintah Indonesia, dengan misi utama yang disasar yaitu pemerataan ekonomi dengan membangun masyarakat desa untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengatakan “Program peningkatan ekonomi masyarakat melalui Desa BSI di Sulawesi Selatan ini merupakan ekosistem yang baik karena tidak hanya memberikan bantuan, melainkan BSI terus mengawal hingga off takernya sampai ke hilir. Didukung dengan pengelompokan kluster desa sesuai dengan potensi sumber daya alam di desa tersebut dan memiliki visi meningkatkan kemandirian ekonomi bagi masyarakat”. *Profil Desa Bangun Sejahtera Indonesia (BSI) di Desa Mattaro Adae dan Barrang Caddi*
Desa Mattaro Adae dan Barrang Caddi berada di kepulauan sekitar Selat Makassar dengan sumber daya perikanan yang melimpah, salah satunya landak laut. Karena lokasinya, penghasilan utama masyarakat Desa Mattaro Adae dan Barrang Caddi sebagian besar dari kegiatan sebagai nelayan.
Komoditas yang diberdayakan adalah bulu babi atau landak laut, yang selama ini dianggap sebagai hama oleh para nelayan namun ternyata memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan para nelayan dan peneliti dari Jepang diketahui bahwa komoditi landak laut sangat melimpah di Selat Makassar. Hasil olahan landak laut berupa gonad atau telur bulu babi menjadi salah satu produk yang diminati oleh konsumen di Jepang.
Produk ini selanjutnya akan dikembangkan oleh komunitas nelayan menjadi olahan landak laut berupa gonad atau telur bulu babi yang akan diekspor ke Jepang. Hasil ekspor tersebut merupakan sumber ekonomi baru bagi masyarakat desa yang nantinya akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah di Makassar.
Pengembangan produk dilakukan oleh ibu-ibu Kelompok Nelayan Mandiri Berkah Bersama yang terdiri sekitar 100 Kepala Keluarga (KK). Mereka bekerjasama mulai dari produksi, kelembagaan, dan pemasaran produk dilakukan dengan cara tetap menjaga kelestarian lingkungan.
BSI memfasilitasi pengembangan sarana dan prasarana Desa Barrang Caddi dan Mattaro Adae melalui rumah produksi (miniplant), alat tangkap serta perahu untuk nelayan. Rumah produksi juga dilengkapi panel surya sebagai sumber energi yang dapat digunakan untuk kegiatan produksi Desa BSI yang ramah lingkungan. Melalui upaya ini kelompok usaha diharapkan dapat memproduksi gonad 200-500 kg/hari untuk memenuhi kebutuhan ekspor 30 ton/bulan.
Skema pengembangan produk dilakukan dengan kelembagaan Kelompok Nelayan Mandiri Berkah Bersama mulai dari aktifitas hulu sampai hilir hingga pemasaran. Dimana saat ini Kelompok Nelayan Mandiri Berkah Bersama telah menjalin kerja dengan offtaker produk olahan landak laut untuk di ekspor ke Jepang.
Peresmian dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Pimpinan Bidang Pengumpulan Baznas RI Rizaludin Kurniawan, Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna,Direktur Eksekutif BSI Maslahat Sukoriyanto Saputro, RCEO BSI RO X Makassar Sukma Dwie Priardi, SVP Environment Social Governance BSI Rima Dwi Permatasari, Perwakilan OJK & BI Sulsel serta Forkopimda.