JAKARTA, Cobisnis.com – PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), bersama perusahaan induknya, Philip Morris International (PMI), terus memperkuat komitmennya terhadap inovasi berbasis sains dan teknologi melalui pengembangan produk bebas asap di Indonesia.
Adapun sejak peluncurannya pada 2019, produk ini tidak hanya menawarkan alternatif bagi konsumen dewasa, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang signifikan melalui kolaborasi lintas sektor.
Sales Director Sampoerna Yohan Lesmana, menekankan bahwa inovasi sejati terjadi ketika produk yang lebih baik dan berbasis sains dapat diakses oleh masyarakat luas.
Menurutnya, kolaborasi dengan pelaku usaha menjadi pilar utama dalam membangun ekosistem yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
“Ini bukan hanya tentang menciptakan teknologi canggih di laboratorium; ini tentang bagaimana kita menjembatani sains dengan realitas sehari-hari, membawanya langsung ke tangan konsumen dewasa yang berhak atas pilihan yang lebih baik,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis, 3 Juli.
Yohan menjelaskan, upaya ini telah membuahkan hasil konkret dimana hingga kini, lebih dari 600 UMKM di 20 kota telah bergabung dalam program kemitraan produk bebas asap, menciptakan lebih dari 1.300 lapangan kerja baru dan menjangkau lebih dari 150.000 toko kelontong melalui jaringan Sampoerna Retail Community (SRC).
Menurutnya, ekspansi kemitraan bahkan telah menyasar sektor-sektor baru seperti perhotelan dan kafe, membuka peluang pertumbuhan ekonomi di berbagai lini industri.
“Kami percaya dengan berkolaborasi secara mendalam, kita tidak hanya menciptakan peluang bisnis baru, tetapi juga berkontribusi pada tujuan yang lebih luas, yaitu menyediakan alternatif yang lebih baik bagi konsumen dewasa. Kemitraan ini bukan hanya bersifat transaksional semata, ini adalah program berkelanjutan yang berfokus pada nilai, inovasi, dan dampak positif jangka panjang bagi komunitas,” ujarnya.
Adapun, salah satu mitra strategis yaitu The Trans Luxury Hotel dimana melalui konversi sebagian kamar menjadi kamar ramah IQOS berdampak langsung pada efisiensi operasional hotel, seperti pengurangan biaya pembersihan, perawatan, hingga penggantian furnishing dan linen.
Director of Marketing and Communication The Trans Luxury Hotel Anggia Elgana menyampaikan bahwa di dunia hospitality sangat menjunjung tinggi kenyamanan dan kebersihan dan dengan kehadiran produk bebas asap ini sangat membantu pihaknya dalam mempertahankan standar pelayanan.
“Saya sangat optimis dan yakin bahwa masa depan industri perhotelan akan semakin bergerak menuju lingkungan yang lebih bersih dan bertanggung jawab, dan produk bebas asap akan memainkan peran penting dalam transformasi ini. Pengalaman kami di Trans Luxury Hotel membuktikan bahwa adaptasi terhadap produk bebas asap bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan. Ini adalah investasi yang akan memberikan keuntungan ganda, efisiensi operasional dan peningkatan reputasi,” tuturnya.
Anggia menyampaikan, dana yang sebelumnya digunakan untuk keperluan tersebut kini dapat dialokasikan untuk peningkatan kualitas layanan, yang pada gilirannya meningkatkan daya saing usaha.
Sementara dari sisi UMKM, produk bebas asap juga terbukti mendorong pertumbuhan bisnis, Chief Marketing Officer Maja Family Omar Karim Prawiranegara menyebut omzet usahanya meningkat hingga 25 persen sejak menyediakan area ramah produk bebas asap.
“Kami berhasil menarik segmen pelanggan baru konsumen dewasa yang mencari tempat nyaman untuk bersantai tanpa mengganggu orang lain dengan asap atau bau. Mereka cenderung datang lebih sering, lebih lama, konsumsi makanan dan minuman lebih banyak. Tak jarang, mereka juga sering membawa teman sesama pengguna nikotin dewasa untuk ikut. Ini berdampak langsung pada peningkatan penjualan kami,” ujarnya.
Kehadiran produk inovatif ini juga memperluas ekosistem ekonomi kreatif, International Graffiti Artist Darbotz menyatakan apresiasinya terhadap kehadiran area khusus IQOS di berbagai tempat, karena memungkinkan penggunaan produk tembakau tanpa bau.
Ia mengaku sempat skeptis terhadap produk bebas asap, namun berubah setelah memahami bahwa IQOS tidak melalui proses pembakaran dan didukung kajian ilmiah yang menunjukkan paparan zat berbahaya lebih rendah dibanding rokok.
“Saya jadi paham. Ternyata, produk ini tidak melalui proses pembakaran, sehingga mengurangi paparan zat berbahaya. Dan yang paling penting, ini bukan cuma klaim, tapi berbasis kajian ilmiah,” jelasnya,
Darbotz juga meyakini bahwa seni dan teknologi adalah dua elemen yang tak terpisahkan dalam menghadirkan inovasi yang berdampak positif.
Menurut dia, teknologi telah menjadi medium eksplorasi yang memungkinkan seniman untuk mewujudkan ide-ide kreatif yang sebelumnya hanya bisa dibayangkan dan melihat inovasi sebagai upaya untuk tujuan yang lebih baik.
“Di seni, saya terus mencari teknik baru, bahan baru, biar karya makin mantap. Di hidup, ya sama, saya cari alternatif yang jelas lebih baik. Nah, IQOS ini persis seperti itu, alternatif yang lebih baik,” pungkasnya.
Adapun sejak peluncurannya pada 2019, produk ini tidak hanya menawarkan alternatif bagi konsumen dewasa, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang signifikan melalui kolaborasi lintas sektor.
Sales Director Sampoerna Yohan Lesmana, menekankan bahwa inovasi sejati terjadi ketika produk yang lebih baik dan berbasis sains dapat diakses oleh masyarakat luas.
Menurutnya, kolaborasi dengan pelaku usaha menjadi pilar utama dalam membangun ekosistem yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
“Ini bukan hanya tentang menciptakan teknologi canggih di laboratorium; ini tentang bagaimana kita menjembatani sains dengan realitas sehari-hari, membawanya langsung ke tangan konsumen dewasa yang berhak atas pilihan yang lebih baik,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis, 3 Juli.
Yohan menjelaskan, upaya ini telah membuahkan hasil konkret dimana hingga kini, lebih dari 600 UMKM di 20 kota telah bergabung dalam program kemitraan produk bebas asap, menciptakan lebih dari 1.300 lapangan kerja baru dan menjangkau lebih dari 150.000 toko kelontong melalui jaringan Sampoerna Retail Community (SRC).
Menurutnya, ekspansi kemitraan bahkan telah menyasar sektor-sektor baru seperti perhotelan dan kafe, membuka peluang pertumbuhan ekonomi di berbagai lini industri.
“Kami percaya dengan berkolaborasi secara mendalam, kita tidak hanya menciptakan peluang bisnis baru, tetapi juga berkontribusi pada tujuan yang lebih luas, yaitu menyediakan alternatif yang lebih baik bagi konsumen dewasa. Kemitraan ini bukan hanya bersifat transaksional semata, ini adalah program berkelanjutan yang berfokus pada nilai, inovasi, dan dampak positif jangka panjang bagi komunitas,” ujarnya.
Adapun, salah satu mitra strategis yaitu The Trans Luxury Hotel dimana melalui konversi sebagian kamar menjadi kamar ramah IQOS berdampak langsung pada efisiensi operasional hotel, seperti pengurangan biaya pembersihan, perawatan, hingga penggantian furnishing dan linen.
Director of Marketing and Communication The Trans Luxury Hotel Anggia Elgana menyampaikan bahwa di dunia hospitality sangat menjunjung tinggi kenyamanan dan kebersihan dan dengan kehadiran produk bebas asap ini sangat membantu pihaknya dalam mempertahankan standar pelayanan.
“Saya sangat optimis dan yakin bahwa masa depan industri perhotelan akan semakin bergerak menuju lingkungan yang lebih bersih dan bertanggung jawab, dan produk bebas asap akan memainkan peran penting dalam transformasi ini. Pengalaman kami di Trans Luxury Hotel membuktikan bahwa adaptasi terhadap produk bebas asap bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan. Ini adalah investasi yang akan memberikan keuntungan ganda, efisiensi operasional dan peningkatan reputasi,” tuturnya.
Anggia menyampaikan, dana yang sebelumnya digunakan untuk keperluan tersebut kini dapat dialokasikan untuk peningkatan kualitas layanan, yang pada gilirannya meningkatkan daya saing usaha.
Sementara dari sisi UMKM, produk bebas asap juga terbukti mendorong pertumbuhan bisnis, Chief Marketing Officer Maja Family Omar Karim Prawiranegara menyebut omzet usahanya meningkat hingga 25 persen sejak menyediakan area ramah produk bebas asap.
“Kami berhasil menarik segmen pelanggan baru konsumen dewasa yang mencari tempat nyaman untuk bersantai tanpa mengganggu orang lain dengan asap atau bau. Mereka cenderung datang lebih sering, lebih lama, konsumsi makanan dan minuman lebih banyak. Tak jarang, mereka juga sering membawa teman sesama pengguna nikotin dewasa untuk ikut. Ini berdampak langsung pada peningkatan penjualan kami,” ujarnya.
Kehadiran produk inovatif ini juga memperluas ekosistem ekonomi kreatif, International Graffiti Artist Darbotz menyatakan apresiasinya terhadap kehadiran area khusus IQOS di berbagai tempat, karena memungkinkan penggunaan produk tembakau tanpa bau.
Ia mengaku sempat skeptis terhadap produk bebas asap, namun berubah setelah memahami bahwa IQOS tidak melalui proses pembakaran dan didukung kajian ilmiah yang menunjukkan paparan zat berbahaya lebih rendah dibanding rokok.
“Saya jadi paham. Ternyata, produk ini tidak melalui proses pembakaran, sehingga mengurangi paparan zat berbahaya. Dan yang paling penting, ini bukan cuma klaim, tapi berbasis kajian ilmiah,” jelasnya,
Darbotz juga meyakini bahwa seni dan teknologi adalah dua elemen yang tak terpisahkan dalam menghadirkan inovasi yang berdampak positif.
Menurut dia, teknologi telah menjadi medium eksplorasi yang memungkinkan seniman untuk mewujudkan ide-ide kreatif yang sebelumnya hanya bisa dibayangkan dan melihat inovasi sebagai upaya untuk tujuan yang lebih baik.
“Di seni, saya terus mencari teknik baru, bahan baru, biar karya makin mantap. Di hidup, ya sama, saya cari alternatif yang jelas lebih baik. Nah, IQOS ini persis seperti itu, alternatif yang lebih baik,” pungkasnya.