JAKARTA, Cobisnis.com - Menteri Koodinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan belum memberi lampu hijau impor jagung untuk kebutuhan industri. Menurut dia, saat ini masih musim panen raya jagung.
Sekadar informasi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan impor jagung untuk industri sebanyak 3.000 ton. Importasi ini direncakakan karena jagung yang dibutuhkan untuk industri belum mampu diproduksi di dalam negeri.
“Tadi ada usulan dari Kementerian Perindustrian untuk jagung industri. Tapi kita belum setuju, karena sekarang lagi panen raya. Enggak banyak ya, 3.000 ton. Karena ini yang belum bisa kita produksi,” katanya di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat, 16 Mei.
Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan mengatakan impor ini belum diputuskan. Apalagi, harga jagung di dalam negeri belum mencapai harga pembelian pemerintah (HPP) Rp5.500 per kilogram (kg).
Karena itu, sambung Zulhas, pemerintah ingin harga jagung di tingkat petani bisa mencapai HPP yang ditetapkan terlebih dahulu.
“Di beberapa tempat Jagung belum harganya Rp5.500, pemerintah kita sedang all out habis-habisan agar Jagung bisa harga Rp5.500,” tuturnya.
“Karena itu kita import Jagung walaupun sedikit, untuk industri yang kita belum bisa bikin kita tidak bolehkan dulu, karena sekarang lagi panen raya,” sambungnya.
Sekadar informasi, pemerintah telah memutuskan untuk menyetop impor jagung sebelum panen raya pada April 2024. Langkah ini dilakukan untuk memastikan penyerapan jagung produksi dalam negeri berjalan secara optimal.
Sekadar informasi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan impor jagung untuk industri sebanyak 3.000 ton. Importasi ini direncakakan karena jagung yang dibutuhkan untuk industri belum mampu diproduksi di dalam negeri.
“Tadi ada usulan dari Kementerian Perindustrian untuk jagung industri. Tapi kita belum setuju, karena sekarang lagi panen raya. Enggak banyak ya, 3.000 ton. Karena ini yang belum bisa kita produksi,” katanya di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat, 16 Mei.
Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan mengatakan impor ini belum diputuskan. Apalagi, harga jagung di dalam negeri belum mencapai harga pembelian pemerintah (HPP) Rp5.500 per kilogram (kg).
Karena itu, sambung Zulhas, pemerintah ingin harga jagung di tingkat petani bisa mencapai HPP yang ditetapkan terlebih dahulu.
“Di beberapa tempat Jagung belum harganya Rp5.500, pemerintah kita sedang all out habis-habisan agar Jagung bisa harga Rp5.500,” tuturnya.
“Karena itu kita import Jagung walaupun sedikit, untuk industri yang kita belum bisa bikin kita tidak bolehkan dulu, karena sekarang lagi panen raya,” sambungnya.
Sekadar informasi, pemerintah telah memutuskan untuk menyetop impor jagung sebelum panen raya pada April 2024. Langkah ini dilakukan untuk memastikan penyerapan jagung produksi dalam negeri berjalan secara optimal.