Jamkrindo

Omah Salak: Ketika Salak dan Olahannya Menjadi Tiket ke Pasar Dunia

Oleh Diana Hafizahri pada 14 Jun 2025, 13:27 WIB

Surya Agung sukses optimalkan buah khas SLeman, Salak menjadi potensi ekspor dan tempat wisata favorit di Yogyakarta.

SLEMAN, Cobisnis.com – Siapa sangka, buah salak yang dulu hanya dianggap sebagai camilan sederhana kini menjadi komoditas ekspor dan destinasi wisata berkat tangan dingin Surya Agung.

Surya Agung, pria asal Desa Kenteng, Turi, Sleman ini membuktikan bahwa inovasi dan cinta pada akar budaya bisa membawa produk lokal mendunia.

Berbekal gelar Sarjana Teknologi Informatika dari Universitas Islam Indonesia (UII), Surya tidak memilih jalur karier korporat seperti kebanyakan rekan seangkatannya. Ia kembali ke kebun salak milik keluarga dan mulai menggarap potensi besar dari komoditas lokal: salak pondoh.

Mulai bertani sejak 1994, Surya membentuk kelompok tani pada 2002. Inovasinya dalam budidaya dan pengemasan membawa hasil: salak produksinya menembus rak Hypermart, Swalayan Yogya, hingga Carrefour pada 2006. Ia pun membentuk APSIM (Asosiasi Petani Salak Indonesia Merapi) yang kini membawahi lebih dari 40 kelompok tani di Sleman.

Tak tanggung-tanggung, salak dari APSIM kini rutin diekspor ke Tiongkok dan Australia. Sebuah capaian yang dulunya hanya mimpi!

[caption id="attachment_79943" align="alignnone" width="300"] Omah Salak menjadi destinasi wisata edukasi favorit di Yogyarkata.[/caption]

Melihat potensi wisata di Yogyakarta, Surya mengubah kebun seluas 27 hektar menjadi Omah Salak pada 2011. Pengunjung bisa memetik buah langsung dari pohon, belajar tentang pertanian, hingga ikut camping dan outbound di alam terbuka.

“Kami ingin salak tak hanya dikonsumsi, tapi juga jadi pengalaman,” kata Surya Agung.

Tak puas hanya bertani dan berwisata, Surya menggandeng ibu-ibu di desanya memproduksi aneka olahan salak: dari dodol, bakpia, keripik, hingga minuman. Model pemberdayaan yang ia bangun sederhana tapi kuat: suami bertani, istri berproduksi.

Setiap harinya, produk Omah Salak terjual hingga ratusan kemasan di toko oleh-oleh di Yogyakarta dan Magelang. Pemasaran masih sederhana melalui Instagram @omahsalak, namun permintaan ekspor dari Jepang, Korea, dan Singapura terus berdatangan.