Jamkrindo

Produksi Kakao RI Cuman 0,2 Ton per Hektare per Tahun

Oleh Farida Ratnawati pada 05 Aug 2025, 07:47 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com - Produksi kakao Indonesia hanya mencapai 0,2 ton per hektare/tahun. Hal ini pun menjadikan RI tertinggal jauh dari negara-negara lainnya, seperti Brazil (0,4 ton); Nigeria (0,3 ton); Kamerun (0,5 ton); Ekuador (0,9 ton); Ghana (0,3 ton); dan Pantai Gading (0,4 ton).

Data ini terungkap dalam paparan yang disampaikan oleh Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza pada pembukaan acara Business Matching dan Pameran Produk Indonesia bertajuk "Specialty Indonesia 2025" di Gedung Kemenperin, Jakarta, Senin, 4 Agustus.

"Selama periode 2015-2024, terjadi penurunan produksi kakao Indonesia sebesar 5 persen per tahun," ucap Faisol.

Sementara itu, kebutuhan bahan baku biji kakao mengalami peningkatan sebesar 3,06 persen, dari semula 447.880 ton menjadi 461.628 ton sepanjang 2024.

Guna memperbaiki produktivitas di tingkat petani serta memperkuat pasokan bahan baku nasional, kata Faisol, pihaknya terlibat aktif menjalankan beberapa program strategis.

Seperti, program "Cocoa Doctor" bekerja sama dengan PT Mars Symbioscience Indonesia untuk melaksanakan pelatihan sumber daya manusia (SDM) kakao berkelanjutan.

"Sejak 2024, program ini telah melatih 450 Cocoa Doctor dan menjangkau lebih dari 40.000 petani kakao di seluruh Indonesia," ucapnya.

Lalu, ada program ekstensifikasi pemanfaatan lahan bekas tambang, perhutanan sosial dan hutan tanaman industri yang menargetkan peningkatan produktivitas kakao dari 0,2 menjadi 1,5 ton per hektare/tahun.

"Diproyeksikan dapat menambah produksi biji kakao dalam 10 tahun hingga mencapai 450.000 ton," terang Faisol.

Terakhir, ada program penumbuhan industri cokelat artisan. "Guna menciptakan harga lebih kompetitif di bidang petani, meningkatkan konsumsi coklat dalam negeri sekaligus nilai tambah industri," pungkasnya.