JAKARTA, Cobisnis.com – Sukanto Tanoto dikenal sebagai salah satu pengusaha Indonesia yang berhasil membangun bisnisnya hingga ke tingkat internasional. Ia merupakan pendiri Royal Golden Eagle (RGE), grup usaha berbasis sumber daya alam yang beroperasi secara berkelanjutan. Di balik kesuksesan besar yang diraih RGE, perjalanan yang dilalui Sukanto tidaklah mudah.
Perjalanan bisnisnya dimulai dari sebuah usaha kecil berupa toko suku cadang. Dari titik awal itulah ia kemudian berkembang hingga membawa RGE menjadi perusahaan kelas dunia. Mengutip informasi dari Tanoto Foundation, RGE saat ini memiliki aset lebih dari US$20 miliar dan mempekerjakan lebih dari 60.000 karyawan yang tersebar di berbagai negara.
Nama Sukanto kembali menjadi sorotan setelah bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Sumatera Utara. PT Toba Pulp Lestari (PT TPL) yang sebelumnya bernama PT Inti Indorayon Utama Tbk dan didirikan Sukanto pada 1983 disebut oleh sebagian masyarakat sebagai penyebab kerusakan lingkungan yang berujung pada bencana. Tuduhan tersebut telah dibantah pihak perusahaan, namun desakan masyarakat sekitar untuk menutup PT TPL tetap berlangsung sepanjang tahun 2025.
Lantas, siapa sebenarnya Sukanto Tanoto? Berikut profil lengkap dan perjalanan kariernya, dirangkum dari berbagai sumber pada Sabtu (6/12/2025).
Profil Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto lahir dengan nama Tan Kang Hoo di Medan, Sumatera Utara, pada 25 Desember 1949. Ia berasal dari keluarga keturunan Tionghoa dan merupakan anak dari pasangan Amin Tanoto dan Anisah Tanoto. Ia beragama Buddha dan memiliki zodiak Capricorn.
Sukanto menikah dengan Tinah Bingei Tanoto. Pasangan ini dikaruniai empat anak: Anderson Tanoto, Imelda Tanoto, Belinda Tanoto, dan Andre Tanoto.
Awal Karier dan Pendirian RGE
Sukanto tumbuh di keluarga perantauan Tionghoa di Medan dan sejak kecil sudah terbiasa membantu orang tuanya di usaha perdagangan suku cadang. Situasi berubah ketika ayahnya jatuh sakit, memaksa Sukanto mengambil alih bisnis keluarga di usia muda. Dari pengalaman itu, ia belajar memahami dunia usaha secara langsung.
Pada awal 1970-an, Sukanto melihat peluang besar di industri kayu lapis yang sedang berkembang. Dengan modal keberanian, pada tahun 1973 ia mendirikan perusahaan bernama Raja Garuda Mas, yang kemudian berevolusi menjadi Royal Golden Eagle (RGE). Pada masa awal, perusahaan bergerak di bidang produksi kayu lapis untuk pasar ekspor.
Kesuksesan bisnisnya berkembang pesat. Sekitar satu dekade kemudian, Sukanto mulai masuk ke industri pulp dan kertas melalui perusahaan Asia Pacific Resources International Holdings Ltd. (APRIL), yang kini menjadi salah satu produsen terbesar di Asia.
Tak berhenti di situ, Sukanto juga mengembangkan bisnis kelapa sawit melalui Asian Agri dan Apical, yang kini menjadi pemain penting dalam rantai pasok minyak sawit global.
Di bawah payung RGE, lini usaha terus bertambah mulai dari serat viscose untuk tekstil melalui Sateri, specialty cellulose di bawah Bracell Limited, hingga energi melalui Pacific Oil & Gas.
Saat ini, unit bisnis RGE telah beroperasi di berbagai negara, termasuk Indonesia, Tiongkok, Malaysia, Brasil, Finlandia, Filipina, dan Kanada, dengan jaringan pemasaran yang menjangkau empat benua. Markas utama grup kini berada di Singapura.
Filosofi Bisnis dan Aktivitas Sosial
Dalam menjalankan bisnisnya, Sukanto Tanoto menerapkan filosofi 5C:
Good for Community, Good for Customer, Good for Country, Good for Climate, dan Good for Company.
Prinsip ini menegaskan bahwa usaha yang dijalankan harus memberikan manfaat luas, tidak hanya sekadar menghasilkan keuntungan.
Selain fokus pada bisnis, Sukanto juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Pada tahun 1981, ia mendirikan Tanoto Foundation, yayasan yang berfokus pada peningkatan mutu dan akses pendidikan di Indonesia. Program yang dijalankan meliputi pemberian beasiswa, pelatihan guru, pembangunan fasilitas pendidikan, hingga bantuan sosial dan kesehatan di daerah terpencil.
Sukanto juga terlibat dalam berbagai organisasi internasional, seperti INSEAD International Council, The Wharton Board of Overseers, dan The Wharton Executive Board for Asia. Atas kontribusinya, ia menerima Wharton School Dean’s Medal Award, salah satu penghargaan paling bergengsi dari institusi tersebut.
Bisnis dan Kekayaan Sukanto Tanoto
Di bawah kepemimpinan Sukanto, RGE berkembang di berbagai sektor, antara lain:
Industri pulp dan kertas melalui APRIL Group dan Asia Symbol.
PT Toba Pulp Lestari, sebelumnya PT Inti Indorayon Utama Tbk.
Perkebunan dan pengolahan kelapa sawit melalui Asian Agri dan Apical.
Produksi serat viscose untuk tekstil melalui Sateri.
Specialty cellulose melalui Bracell Limited.
Sektor energi melalui Pacific Oil & Gas.
Menurut data Forbes 2024, kekayaan Sukanto Tanoto diperkirakan mencapai US$3,3 miliar, atau sekitar Rp53,8 triliun, menempatkannya sebagai orang terkaya ke-19 di Indonesia dan urutan ke-1.062 di dunia.