Jamkrindo

Ekonomi RI Diproyeksi Masih Lesu, Pemerintah Andalkan Stimulus di Sisa Tahun

Oleh Farida Ratnawati pada 05 Aug 2025, 10:08 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menanggapi proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II tahun 2025 dibandingkan kuartal sebelumnya.

Meski demikian, ia menyampaikan bahwa pemerintah tetap optimis terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan masih akan berada di zona positif. Optimisme ini didukung oleh berbagai stimulus yang telah disiapkan untuk kuartal III dan IV 2025.

"Kan kemarin kita sudah siapkan stimulus untuk kuartal III, kuartal IV karena memang situasi globalnya seperti ini, terus banyak hal kan tidak indonesia saja semua negara juga," ujarnya kepada awak media di temui di Kementerian Keuangan, Senin, 4 Agustus.

Ia menyampaikan untuk keseluruhan tahun 2025, pemerintah masih menargetkan pertumbuhan ekonomi tetap di angka 5,2 persen.

Susiwijono menambahkan bahwa target ini akan didorong melalui berbagai program dan kebijakan yang difokuskan pada sisa kuartal tahun ini.

"Kita masih ada kuartal III, kuartal IV kita sudah siapkan banyak hal, kita masih yakin mudah-mudahan di kuartal III, kuartal IV bisa kita dorong," tuturnya.

Ia menambahkan, pemerintah telah melakukan sejumlah rapat dan koordinasi lintas sektor, dimana pada kuartal III semua langkah sudah mulai dijalankan, serta kuartal III, kuartal IV akan kita kebut.

Lebih lanjut, Susiwijono menegaskan bahwa semester II 2025 akan menjadi tumpuan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di 2025.

Susiwijono menegaskan bahwa upaya pemulihan tidak hanya bergantung pada belanja pemerintah, tetapi juga menyentuh seluruh aspek konsumsi, permintaan, dan penawaran.

"Kita siapkan semua jadi mulai dari sisi demand supply tiap kuartal kita dorong terus mudah-mudahan masih cukup lah dan globalnya ini mudah-mudahan mulai agak kondusif kan," pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 akan mencapai 4,79 persen secara year on year (yoy) atau melambat dibandingkan dengan kuartal I 2025 yang tumbuh sebesar 4,87 persen (yoy).

Namun secara kuartalan atau quarter to quarter (qtq), perekonomian diproyeksikan tumbuh sebesar 3,71 persen pada kuartal II 2025, membaik dari kontraksi sebesar 0,98 persen pada kuartal sebelumnya.

Menurut Andry, perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 terutama disebabkan oleh melemahnya konsumsi rumah tangga.

"Konsumsi rumah tangga diperkirakan melambat akibat faktor musiman dan perilaku belanja yang lebih selektif. Namun demikian, peningkatan bantuan sosial dari pemerintah diperkirakan dapat membantu menahan perlambatan ini,” tutur Andry dalam keterangan tertulisnya, Senin, 4 Agustus.

Sementara itu, ia menyampaikan bahwa aktivitas investasi diperkirakan akan tumbuh secara moderat pada kuartal II 2025, tercermin dari penurunan penjualan semen dan perlambatan penyaluran kredit produktif perbankan.

Menurutnya hal ini menunjukkan terbentuknya modal yang lebih berhati-hati karena dunia usaha masih menerapkan pendekatan wait-and-see.

Andry menyampaikan bahwa belanja pemerintah diperkirakan mulai pulih dari kontraksi pada periode sebelumnya sebesar 1,38 persen.

"Meskipun total pengeluaran masih cenderung lambat, belanja pemerintah pusat terutama untuk gaji pegawai dan program sosial diperkirakan meningkat pada kuartal ini," tuturnya.

Selain itu, Andry menyampaikan bahwa pertumbuhan ekspor diperkirakan akan meningkat pada kuartal II 2025, didorong oleh strategi front-loading menjelang penerapan tarif impor AS.

"Kenaikan ini diharapkan dapat menopang kinerja ekspor netto di tengah masih lemahnya perdagangan global," pungkasnya.