JAKARTA, Cobisnis.com – Upaya nyata dalam mendorong pertumbuhan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat sekitarnya. Hal ini terwujud melalui kerja sama strategis antara InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) dan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok, yang baru-baru ini meluncurkan program pelatihan Manajemen Homestay dan Layanan Tamu di Desa Prabu, Kecamatan Pujut.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (5/7) ini adalah bagian dari inisiatif EDUKARSA (Edukasi & Karya untuk Masyarakat). Program ini dirancang untuk membekali warga desa dengan keterampilan praktis dalam mengelola akomodasi dan melayani wisatawan, khususnya bagi pemilik 3-5 rumah yang telah memenuhi kriteria dasar untuk dijadikan homestay. Materi pelatihan mencakup berbagai aspek penting, mulai dari pengelolaan ruang hingga teknik penyambutan tamu, sistem reservasi, dan penataan interior yang menonjolkan ciri khas lokal. Dosen dari Poltekpar Lombok memimpin langsung sesi pelatihan, didukung oleh mahasiswa sebagai fasilitator lapangan.
Wahyu M. Nugroho, PGS. General Manager The Mandalika, menegaskan bahwa EDUKARSA adalah bentuk komitmen ITDC dan Poltekpar Lombok untuk memberikan dampak positif bagi komunitas. "Kami meyakini bahwa kemajuan KEK Mandalika harus berjalan seiring dengan peningkatan kapabilitas dan kesejahteraan warga setempat," ujarnya. "Sebagai pengembang kawasan, ITDC senantiasa mendorong kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan lembaga pendidikan, untuk meningkatkan kompetensi masyarakat, dan Desa Prabu memiliki potensi besar sebagai salah satu desa penyangga."
Program EDUKARSA telah dimulai sejak Juni 2025 dengan pelatihan pengolahan dan penyajian kuliner tradisional Desa Prabu. Rencananya, inisiatif ini akan berlanjut hingga September mendatang, dengan fokus pada pengembangan paket wisata berbasis potensi lokal dan pelatihan pembuatan konten digital untuk promosi destinasi.
Isdar Wahim, Ketua Tim PKM Poltekpar Lombok, menekankan pentingnya sinergi ini dalam menciptakan keberlanjutan bagi masyarakat. "Kolaborasi ini menjadi bukti konkret bagaimana dunia pendidikan dan pengelola kawasan dapat bersatu untuk menghasilkan program yang relevan dan aplikatif sesuai kebutuhan komunitas," jelasnya.
Melalui EDUKARSA, ITDC dan Poltekpar Lombok berupaya mengembangkan desa wisata dengan konsep Community-Based Tourism (CBT), menjadikan masyarakat sebagai pilar utama dalam rantai nilai pariwisata berkelas dunia. Selain memperkuat UMKM dan sektor pariwisata lokal, program ini juga diarahkan untuk membangun jejaring promosi digital desa, mempersiapkan destinasi yang adaptif, inklusif, dan mampu bersaing di kancah nasional maupun global.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (5/7) ini adalah bagian dari inisiatif EDUKARSA (Edukasi & Karya untuk Masyarakat). Program ini dirancang untuk membekali warga desa dengan keterampilan praktis dalam mengelola akomodasi dan melayani wisatawan, khususnya bagi pemilik 3-5 rumah yang telah memenuhi kriteria dasar untuk dijadikan homestay. Materi pelatihan mencakup berbagai aspek penting, mulai dari pengelolaan ruang hingga teknik penyambutan tamu, sistem reservasi, dan penataan interior yang menonjolkan ciri khas lokal. Dosen dari Poltekpar Lombok memimpin langsung sesi pelatihan, didukung oleh mahasiswa sebagai fasilitator lapangan.
Wahyu M. Nugroho, PGS. General Manager The Mandalika, menegaskan bahwa EDUKARSA adalah bentuk komitmen ITDC dan Poltekpar Lombok untuk memberikan dampak positif bagi komunitas. "Kami meyakini bahwa kemajuan KEK Mandalika harus berjalan seiring dengan peningkatan kapabilitas dan kesejahteraan warga setempat," ujarnya. "Sebagai pengembang kawasan, ITDC senantiasa mendorong kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan lembaga pendidikan, untuk meningkatkan kompetensi masyarakat, dan Desa Prabu memiliki potensi besar sebagai salah satu desa penyangga."
Program EDUKARSA telah dimulai sejak Juni 2025 dengan pelatihan pengolahan dan penyajian kuliner tradisional Desa Prabu. Rencananya, inisiatif ini akan berlanjut hingga September mendatang, dengan fokus pada pengembangan paket wisata berbasis potensi lokal dan pelatihan pembuatan konten digital untuk promosi destinasi.
Isdar Wahim, Ketua Tim PKM Poltekpar Lombok, menekankan pentingnya sinergi ini dalam menciptakan keberlanjutan bagi masyarakat. "Kolaborasi ini menjadi bukti konkret bagaimana dunia pendidikan dan pengelola kawasan dapat bersatu untuk menghasilkan program yang relevan dan aplikatif sesuai kebutuhan komunitas," jelasnya.
Melalui EDUKARSA, ITDC dan Poltekpar Lombok berupaya mengembangkan desa wisata dengan konsep Community-Based Tourism (CBT), menjadikan masyarakat sebagai pilar utama dalam rantai nilai pariwisata berkelas dunia. Selain memperkuat UMKM dan sektor pariwisata lokal, program ini juga diarahkan untuk membangun jejaring promosi digital desa, mempersiapkan destinasi yang adaptif, inklusif, dan mampu bersaing di kancah nasional maupun global.