JAKARTA, Cobisnis.com – Profesi nelayan laut dalam atau deep-sea fisherman termasuk salah satu pekerjaan paling ekstrem di dunia. Para pekerja ini beroperasi jauh dari daratan, menghadapi gelombang tinggi, cuaca ekstrem, dan suhu laut yang sangat dingin. Risiko kecelakaan hingga kematian menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari.
Para nelayan laut dalam biasanya melaut berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk menangkap ikan besar seperti tuna, cod, atau kepiting raja. Waktu kerja yang panjang dan kondisi yang keras menjadikan profesi ini menuntut fisik dan mental yang prima.
Cuaca menjadi salah satu tantangan utama. Badai tiba-tiba, ombak tinggi, dan suhu yang ekstrem membuat pekerjaan ini tidak hanya melelahkan tetapi juga berisiko tinggi. Setiap pelayaran memiliki potensi kecelakaan yang signifikan, termasuk kapal karam atau jatuh ke laut.
Jam kerja nelayan laut dalam bisa mencapai 20 jam sehari saat musim tangkap ikan ramai. Waktu istirahat yang minim dan kabin kapal yang sempit menambah tekanan fisik dan mental. Meski gaji yang diterima menarik, kondisi kerja tetap sangat menantang.
Risiko jatuh ke laut menjadi ancaman serius. Di perairan dingin, hipotermia bisa terjadi dalam hitungan menit, membuat peluang selamat sangat kecil jika terjadi kecelakaan. Alat berat yang digunakan seperti jaring, crane, dan tali baja menambah risiko cedera serius.
Gaji nelayan laut dalam memang relatif tinggi. Misalnya, nelayan kepiting di Alaska dapat menghasilkan USD 15.000–50.000 dalam satu musim selama dua hingga tiga bulan. Pendapatan ini sebanding dengan risiko tinggi yang mereka hadapi setiap hari.
Profesi ini juga memiliki peran ekonomi penting. Hasil tangkapan laut dalam menyuplai ratusan ribu ton seafood setiap tahun dan menjadi tulang punggung ekspor negara-negara seperti Norwegia, Islandia, dan Amerika Serikat.
Selain risiko fisik, tekanan mental juga tinggi. Para nelayan menghadapi isolasi, cuaca ekstrem, dan jauh dari keluarga selama berbulan-bulan. Stres dan kelelahan mental menjadi tantangan yang kerap dialami pekerja laut dalam.
Profesi nelayan laut dalam menunjukkan ironi kerja ekstrem modern: gaji tinggi, tapi mempertaruhkan keselamatan hidup setiap hari. Mereka menjadi pahlawan pangan dunia sekaligus pekerja yang berada di ambang batas ekstremitas.