JAKARTA, Cobisnis.com – Produsen truk asal Swedia, Scania, yang merupakan bagian dari grup Volkswagen, meresmikan pabrik pertamanya yang sepenuhnya dimiliki sendiri di China pada Rabu (15/10). Langkah ini disebut sebagai strategi untuk menghadapi ketidakpastian global sekaligus meningkatkan fleksibilitas dalam memenuhi permintaan pelanggan di kawasan Asia.
Pabrik yang berlokasi di Provinsi Jiangsu, China timur, akan memproduksi truk seri “Super” canggih milik Scania untuk pasar China dan Asia, ungkap CEO Scania, Christian Levin, kepada Reuters. “Produksi ini benar-benar ditujukan untuk Asia. Dengan adanya pabrik di sini, kami bisa beroperasi seperti di Eropa atau Amerika Latin, memiliki pusat industri besar yang memungkinkan pelanggan mendapatkan produk sesuai kebutuhan dengan waktu pengiriman yang lebih cepat,” ujarnya.
Proyek tersebut melibatkan investasi sebesar €2 miliar (sekitar Rp34 triliun) dan akan mempekerjakan sekitar 3.000 pekerja pada tahap awal. Pabrik baru ini nantinya akan memiliki kapasitas produksi hingga 50.000 unit kendaraan per tahun, hampir dua kali lipat dari produksi pabrik Scania di Brasil tahun lalu.
Levin menjelaskan bahwa keberhasilan China dalam menjalin berbagai perjanjian perdagangan bebas menjadi faktor utama dalam keputusan perusahaan membangun basis produksi di negara tersebut. “Pabrik ini dapat melayani pasar sebanyak pabrik kami di Eropa, berkat akses perdagangan bebas,” katanya.
Selain itu, ia menambahkan bahwa ketidakpastian perdagangan global mendorong Scania untuk memperluas jaringan produksinya. “Apa yang kita anggap pasti hari ini, seperti perjanjian perdagangan antara Eropa dan negara tertentu, bisa saja berubah besok. Karena itu, memiliki hub ketiga di China meningkatkan fleksibilitas kami,” tegas Levin.
Langkah Scania ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global, termasuk rencana Amerika Serikat memberlakukan tarif 25% untuk impor truk medium dan berat mulai 1 November mendatang.